Minggu, 06 Desember 2009

HIKMAH DIBALIK TERTIMPA GEMPA 2 SEPTEMBER 2009

SMA Negeri Cigalontang yang terkena gempa Alhamdulillah bulan desember ini mulai berdatangan bantuan - bantuan dari pemerintah, dari simpatisan sehingga sekarang sedang dibuat 4 ruang kelas baru dari subsidi pusat, dan 1 ruang kelas dari pemda kabupaten tasikmalaya. Kalau Alloh mengabulkan ada yang akan membantu dari Arta Jasa Jakarta pada hari rabu lusa beliau akan meninjau kelokasi mau membuatkan ruang kelas baru dan ruang labolatorium komputer. Pada bulan desember ini pula akan dilaksanakan rehabilitasi ruang kantor sekaligus dengan WC untuk guru dan siswa. Khusus dari bantuan rekan pelayaran dari Surabaya berupa material pasir, semen, bata merah itu akan kami alokasikan untuk pembuatan Mesjid.
Pemda kabupaten tasikmalayapun akan segera melaksanakan teknik cut and field pada reruntuhan gedung, dan kami juga menunggu uluran tangan dari simpatisan lainnya yang peduli pendidikan untuk membangun pasilitas lapangan upacara dan olahraga, benteng pengamanan yang kami telah menghitung - hitung sekitar 550 juta ruapiah.
Demikian kami sam[paikan dalam kolom blogger ini semoga keseluruahn bantuan yang sedang dan akan dibangun dapat selesai pada bulan januari/februari, sedang pada bulan maretnya siswa kelas 12 akan melaksanakan ujian akhir sekolah dan nasional.

Cigalontang, Desember 2009
Kepala SMA Negeri Cigalontang


Drs. Undang Marijan Zaelani.

Sabtu, 07 November 2009

Pemerataan sarana dan prasarana

Konsep kurikulum kompetensi yang sedang dilaksanakan di negeri Indonesia tercinta ini sepertinya belum semua pelaku memahaminya, kenapa demikian ? kelihatannya untuk membuat Kurikulum Satuan Pendidikan masih bingung bagi aparatur sekolah ybs.
Terlihat jelas dari sisi kompetensi peserta didik yang ada di SLTA bil khusus siswa SMA tidak dapat diungkapkan potensinya. Kompetensi peserta didik sebenarnya dapat terakomodir lewat bahasan mata pelajaran terutama mata pelajaran biologi, kimia, fisika dimana mata pelajaran ini akan memberikan peluang tumbuhnya pengembangan didi peserta didik, sehingga sekolah harus mampu melayani berbagai minat dan potensi siswanya.
Maka wajar jika pak menteri pendidikan nasional membuka sepenuhnya kepada SMK untuk mengembangkan life skill lulusan SMK secara membabi buta sampai - sampai terjun menjadi model iklan " SMK Bisa"
Sebenarnya jika dikaji secara komprehensip siswa SMA akan lebih mampu memperoleh kompetensi dirinya sebab secara keilmuan dan skill diperoleh, silakan perhatikan lulusan SMA dengan SMK yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi mana yang lebih banyak prosentasinya, kemudian juga pada dunia kerja dan dunia usaha.
Masalah yang harus diselesaikan oleh kita atau pemerintah bagaimana memenuhi sarana dan prasarana belajar pada SMA, SMK, jadi bukan 70% SMK harus diberdayakan, dan 30% SMA diberdayakan.
Menurut saya sebagai orang lapangan yakni guru penjas yang diberi tugas tambahan sebagai kepala SMA Negeri Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya, juga kebetulan mantan aktivis mgmp seluruh mata peljaran, sebagai anggota forum ilmiah dan sebagai tim pengembang kurikulum SMA dinas pendidikan kab. Tasikmalaya alangkah baik dan bijaknya pemberdayaan guru dan kurikulum ditingkatkan, sarana dan prasarana dipenuhi secara merata bukan menonjolkan dan memajukan yang satu.